Jokowi Ajak Semua Pihak Dukung Sensus Penduduk 2020

Jumat, 24 Januari 2020 –  Merupakan satu hari penting dalam sejarah mencatat Indonesia. Pada hari itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mencanangkan pelaksanaan Sensus Penduduk tahun 2020 (SP 2020).

SP 2020 yang adalah sensus ketujuh yang dilaksanakan Indonesia sejak pertama kali diselenggarakan pada 1961. Sensus ini diharapkan menghasilkan satu data kependudukan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat beragam kebijakan. Dalam arahannya, Jokowi menekankan lagi betapa pentingnya data yang akurat untuk menyusun perencanaan yang benar, membuat keputusan yang tepat, dan mengeksekusi program yang tepat sasaran.

“Data sekarang ini adalah jenis kekayaan baru. Saat ini data adalah new oil, bahkan lebih berharga dari minyak. Data yang valid adalah kunci kesuksesan pembangunan sebuah negara,” kata Jokowi.

Sebagai penanggung jawab kegiatan Sensus Penduduk 2020, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menyampaikan beberapa hal terkait persiapan SP 2020. Dalam laporannya, Suhariyanto menjelaskan bahwa BPS melaksanakan SP 2020 secara terintegrasi dengan Kementerian Dalam Negeri. Disampaikan pula, tema yang diusung dalam SP 2020 ini adalah “Mencatat Indonesia, Menuju Satu Data Kependudukan untuk Indonesia Maju”.

Terdapat dua tujuan utama SP 2020. Pertama, menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menurut de facto dan de jure. Kedua, menyediakan parameter demografi (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan berbagai indikator tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Data hasil SP 2020 tidak hanya bermanfaat untuk membuat perencanaan di masa kini, tetapi juga mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan,” ujar Suhariyanto.

Data adalah bekal yang sangat penting. Persis seperti pesan Bung Karno, janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa lampau atau masa kini akan berguna sekali sebagai cermin untuk melihat masa yang akan datang. Berkaca pada sensus penduduk 2010 misalnya. Data kependudukan dari hasil sensus ini telah digunakan salah satunya untuk membuat proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015–2045.

Dari hasil proyeksi ini, terdapat beberapa temuan penting. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia akan meningkat dari 267 juta jiwa pada 2019 menjadi 319 juta jiwa pada 2045. Dengan bekal pengetahuan itu, kita bisa membuat perencanaan yang matang mengenai antara lain kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.

Dari hasil proyeksi penduduk tersebut, kita juga mengetahui bahwa bonus demografi mulai terbuka pada 2012, mencapai puncaknya pada 2021, dan akan tertutup pada 2036. Untuk memanfaatkan bonus demografi di rentang waktu yang tepat, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci penting.

Begitu pula dengan data yang akan dihimpun tahun ini. Data kependudukan ini akan sangat berguna untuk menentukan kebijakan atau langkah yang harus diambil dalam rangka mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan sebaik-baiknya.

Inovasi SP 2020

Sensus Penduduk 2020 akan dilakukan secara berbeda dengan sensus-sensus sebelumnya. Dengan pertimbangan terkait mobilitas penduduk yang tinggi, semakin baiknya kualitas data registrasi, dan kemajuan teknologi, dalam pelaksanaan SP 2020 akan ada dua perubahan mendasar.

Pertama, SP 2020 akan menggunakan metode kombinasi dengan memanfaatkan data Administrasi Kependudukan sebagai data dasar (prelist). Tujuannya, menghasilkan satu data kependudukan. Kedua, pengumpulan data akan dilakukan dengan tiga moda, yaitu computer aided web interviewing (CAWI), computer assisted personal interviewing (CAPI), dan pencil and paper interviewing (PAPI).

Moda CAWI digunakan dalam sensus penduduk online yang dilaksanakan pada 15 Februari–31 Maret 2020 dengan cara mengakses situs web sensus.bps.go.id. Di sini masyarakat dapat secara aktif dan mandiri berpartisipasi untuk memperbarui data tentang dirinya sendiri dan keluarga. Inovasi ini memberi keleluasaan waktu dan tempat mengisi survei, terutama bagi mereka dengan mobilitas yang tinggi. Apalagi, pengisian data ini dapat pula dengan mudah dilakukan lewat ponsel.

Sementara itu, masyarakat yang belum mengikuti SP online akan dicacah langsung pada 1–31 Juli 2020. Petugas sensus akan datang ke rumah-rumah penduduk dan melakukan pencacahan dengan menggunakan ponsel/tablet (CAPI) atau kuesioner fisik (PAPI).

“Semangat perubahan ini didasarkan pada arahan dari Bapak Presiden bahwa kita semua adalah satu tim. Kita semua harus berkolaborasi, meninggalkan ego sektoral, dan terus-menerus menerapkan inovasi,” ujar Suhariyanto.

Sensus penduduk ini akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, yang dilaksanakan sepanjang 2020 ini, adalah pencacahan lengkap seluruh penduduk. Dalam tahap ini akan ada 22 pertanyaan dasar, seperti nama, alamat, pekerjaan, pendidikan, dan perumahan. Setelah itu, pada 2021 sensus akan dilanjutkan dengan pencacahan sampel dengan 82 pertanyaan yang lebih rinci.

Partisipasi seluruh pihak

Presiden Jokowi juga mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan BPS dalam Sensus Penduduk 2020. Pertama, dalam hal pemanfaatan data adminduk sebagai data dasar pelaksanaan SP2020. Kedua, terkait adanya sensus penduduk daring agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam sensus penduduk dengan mudah.

“Hal ini merupakan satu bentuk pendidikan atau edukasi kepada masyarakat untuk mulai sadar betapa pentingnya data administrasi, yang sejalan dengan Gerakan Indonesia Sadar Administrasi,” tutur Jokowi.

Dengan berbagai inovasi, termasuk kolaborasi dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020, diharapkan manfaat data kependudukan hasil Sensus Penduduk 2020 akan semakin luas. Data hasil SP2020 tidak hanya digunakan dalam membuat perencanaan dan proyeksi penduduk sampai tahun 2050. Lebih luas lagi, data hasil Sensus Penduduk 2020 selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan data administrasi kependudukan yang dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri, sebagai wujud percepatan pengembangan statistik hayati, sebagaimana tertuang dalam Perpres No 62 Tahun 2019.

Mengakhiri arahannya, Presiden menekankan bahwa kunci suksesnya pelaksanaan sensus penduduk adalah partisipasi dari masyarakat. Selain itu, diperlukan pula dukungan penuh dari seluruh pihak.

“Kunci utama kesuksesan sensus penduduk ini adalah partisipasi dari seluruh elemen bangsa. Hajatan besar ini harus didukung oleh semua pihak. Oleh sebab itu saya mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam sensus penduduk 2020 ini, baik dalam sensus penduduk online dari tanggal 15 Februari sampai 31 Maret 2020 maupun sensus penduduk wawancara pada 1–31 juli 2020,” pungkas Presiden.

Sumber : https://kompas.id/baca/adv_post/jokowi-ajak/

https://sensus.bps.go.id/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan