BPS akan gunakan dukcapil sebagai basis data sensus penduduk 2020

agus.triyono – Suhariyanto, Kepala BPS berikan keterangan soal sensus penduduk 2020 di Kantor BPS, Selasa (14/11)

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan sensus penduduk pada 2020. Berbeda dengan metode sebelumnya, BPS akan melakukan sensus penduduk dengan metode kombinasi.

Metode kombinasi ini adalah menggunakan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) sebagai basis data digabungkan dengan metode pencacahan di lapangan.

“Data dukcapil tersebut akan kita perbaharui berdasarkan info terkini sehingga nanti kita bisa menggolongkan data penduduk baik de facto maupun de jure,” ujar Kepala BPS Suharyanto, Kamis (3/10).

Tak hanya menggunakan data dukcapil, Suharyanto pun mengatakan partisipasi masyarakat akan ditingkatkan dalam sensus penduduk kali ini. Pasalnya, BPS akan mengajak masyarakat untuk melakukan pendataan mandiri secara online.

Dia menjelaskan, bagi masyarakat yang melakukan pendataan mandiri secara online, dia hanya perlu memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan mengisi beberapa pertanyaan yang diberikan.

“Setelah memasukkan NIK, akan ada nama, jenis kelamin dan tanggal lahir yang pasti tidak berubah, nanti akan ada pertanyaan alamat di KTP lalu muncul lagi pertanyaan apakah alamat sekarang sama dengan di KTP, kalau berbeda, dimana. Jadi dari data tersebut kita bisa lihat asal dari mana tetapi tinggal di mana,” terang Suharyanto.

Suharyanto berharap, partisipasi masyarakat cukup besar dalam pendataan secara online ini. Menurutnya, dengan adanya respons yang baik dari masyarakat maka akan menghasilkan data statistik yang baik pula.

BPS menargetkan akan ada sekitar 22% masyarakat dari seluruh Indonesia yang melakukan pendataan secara online.

“22% dari seluruh Indonesia, tetapi target provinsinya berbeda-beda. Karena mungkin di Jakarta sudah mengenal gadget dan sebagainya, tetapi mungkin di Indonesia Timur masih susah signal dan lainnya,” tuturnya.

Nantinya, pendataan secara online ini akan dilakukan mulai Februari hingga Maret 2020. Setelah data dikumpulkan akan dilakukan pencacahan lapangan secara door to door akan dilakukan.

Pencacahan secara door to door ini akan dilakukan pada Juli. Hasil survei penduduk 2020 pun ditargetkan bisa dipublikasikan pada awal tahun 2021.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan